November 5, 2020

MANUSIA MAKASSAR

.

Penduduk Makassar masih menggunakan bahasa ibu yang berbeda-beda dan masih digunakan secara intensif dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa tersebut adalah bahasa Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar, masing-masing memiliki berbagai dialek.

Suku Bugis dan Makassar mempunyai aksara yang digunakan mengungkap karya sastra yang bermutu tinggi. Akan tetapi, era globalisasi dan informasi telah memudarkan identitas suku bangsa karena kurang pengenalan dan penghayatan terhadap nilai-nilai budaya sendiri. Buku MANUSIA MAKASSAR membahas tentang hal-hal menarik tentang Makassar, diantaranya:

  • Makassar sebagai Group Etnis

Makassar sebagai group etnis (suku bangsa yang mendiami sepanjang pesisir selatan jazirah Sulawesi Selatan, yang mempunyai bahasa dan peradaban sendiri, yang hidup sampai sekarang. 

  • Makassar sebagai Nama Kerajaan Gowa Tallo

Makassar sebagai nama kerajaan kembar Gowa Tallo dengan nama kerajaan atau kesultanan Makassar, sebagai sebuah kerjaan yang paling berpengaruh di Sulawesi atau bagian timur Indonesia dalam abad XVI -XVII

  • Makassar sebagai ibukota kerajaan 

Makassar, sebagai ibukota kerajaan bandar niaga yang tumbuh setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis dalam tahun 1511 dan dijadikan pusat terdepan Kerajaan Makassar yang mewadahi Benteng Somba Opu, Panakkukkang, dan Ujung Pandang.

  • Asal Makassar dalam Legenda

Berasal dari kata "kasarak" yang memiliki makna:

  1. Besar contoh. Kasaraki limanna napakamma pattujuang. Jari tangannya besar karena banyak bekerja.
  2. Nyata, tampak contoh akkasaraki Nabbita ri birinna tamparanga. Nabi menampakkan diri ditepi pantai.

  • Perkembangan Huruf Lontarak Makassar

Bahasa Makassar selain digunakan dalam komunikasi lisan dan tulisan, bahasa ini juga memiliki tulisan sendiri yang disebut Lontara. Lontara ini mengalami perkembangan bahasa Makassar dan perubahan terus menerus hingga abad XIX.

Perkembangan huruf Lontara Makassar dapat dilihat sebagai berikut:

  1. Perkembangan Toa (Lontara Jangan-Jangang)
  2. Lontara Bilang-Bilang
  3. Lontarak Baru

  • Daerah Pemukiman dan Penutur Bahasa Makassar

Yang dimaksud dengan penutur Bahasa Makassar ialah orang yang menguasai bahasa itu sebagai bahasa pertama atau sejak lahir dan dalam rumah tangga menggunakan bahasa Makassar sebagai bahasa sehari-hari.

Masyarakat pendukung kebudayaan Makassar dalam tulisan ini, masyarakat yang dipotret adalah masyarakat yang berdiam di bekas Kerajaan Gowa pada fase terakhir perkembangan kerajaan ini. Kabupaten Gowa dan sedikit daerah yang kini telah masuk ke dalam administrasi pemerintah Kotamadya Ujung Pandang adalah lokasi di mana seluruh kenyataan pelapisan masyarakat tradisional berada. Sebagai pusat pemerintahan pada masa lampau, daerah ini juga menjadi tempat tinggal keluarga-keluarga bangsawan.

  • Nilai-nilai dalam Kebudayaan Makassar

Dalam kebudayaan Makassar terdapat sejumlah nilai dan konsep yang sangat besar pengaruhnya dalam perilaku dan pergaulan sosia etnis Makassar, yakni:

  1. Makna nilai Tau "orang" dalam Budaya Makassar '
  2. Makna nilai Sirik 'Harga Diri'
  3. Makna nilai Pacce 'Iba'
  4. Makna nilai Pangngalik 'Perasaan Hormat'
  5. Makna nilai Pangngadakkang' Adat Istiadat

Sedangkan penggalan-penggalan adat-istiadat yang tumbuh dalam masyarakat Makassar pada masa lampau, dan yang kini masih hidup walaupun tidak dilaksanakan sesuai dengan adat yang diadatkan. Fragmen adat-istiadat yang dimaksud adalah: adat-istiadat yang berkaitan dengan rumah, berpakaian, tata cara berkomunikasi, dan tata krama.

Adapun sistem kekerabatan orang Makassar memperhitungkan kerabat ayah dan ibu terhadap seorang anak sama, bilateral. Seluruh kerabat disebut bija pammanakang. Buku ini juga membahas tentang prinsip-prinsip keturunan, stratifikasi sosial, syarat-syarat untuk kawin, cara memilih jodoh, umur kawin, upacara perkawinan, serta tata upacara adat kematian.


MANUSIA MAKASSAR

Penulis: Sugirah Wahid

Penerbit: Refleksi

Tempat Terbit: Makassar

Tahun Terbit: 2007

ISBN: 979-3570-24-5






No comments:

Post a Comment